Peluang Usaha Restoran di Pinggir Pantai yang Menguntungkan - Resto di pinggir pantai biasanya mengusung menu seafood. Tetapi Le Bridge justru menampilkan menu modern, sehingga bisa mengambil positioning berbeda. Bangunanya cukup unik. Dari kejauhan, tenda putih memayungi area resto yang memiliki luas 230 M2 ini, sekilas seperti seekor ikan pari putih raksasa. Letaknya persis di tengah tengah dermaga yang jika dilihat dari atas berbentuk seperti hati, tapi bukan bentuk hati. Saat pagi hari dermaga ini sering digunakan untuk lari pagi. Namun saat menjelang malam banyak pasangan muda-mudi memanfaatkannya untuk sekadar bercengkrama atau berdua-duan. Tak usah heran, pengelola Ancol saja memberi nama Dermaga Cinta.
"Lokasinya cukup bagus, memiliki pemandangan indah, jembatannya sendiri sudah menarik banyak orang," ujar Shandra S. Januar. Melihat potensi lokasi yang cukup menarik, ia pun merancang proposal yang diajukan ke pengelola Ancol Bay City untuk mendirikan restoran di dermaga cinta itu.
Setelah empat bulan, proposal resto yang diajukan Shandra akhirnya disepakati. Pihak Ancol memberi ijin kepada sarjana marketing komunikasi ini untuk memanfaatkan dermaga cinta sebagai lokasi restonya. Alhasil, berdirilah Le Bridge di dermaga yang kini telah berumur 2 tahun itu.
Dalam bahasa Perancis "le" melambangkan suatu yang kuat, dan maskulin. juga kata ganti yang sepadan dengan "He" yang berarti dia laki-laki dalam bahasa Inggris. "Karena berada di atas dermaga (jembatan) di atas permukaan laut maka restonya di namakan Le Bridge yang artinya jembatan yang kuat," terang wanita berkulit putih ini.
Pada mulanya jembatan yang dimanfaatkan Le Bridge sebagai lokasi berdirinya resto tersebut diperuntukkan untuk area beach pool. Area rekreasi untuk pengunjung yang ingin berenang ria di pantai. Jembatan itu sendiri berfungsi sebagai batas area berenang, sekaligus pemecah ombak. Agar area berenang lebih nyaman, dan aman bagi pengunjung.
Saat malam hari Le Bridge sangat eye catching. Anggun di atas permukaan laut, interior dan eksteriornya modern, tanpa banyak pernak-pernik dan sorotan cahaya lampu, menimbulkan kesan romantis sekaligus eksklusif. Bayangkan saja, sebuah restoran di tengah laut yang dihubungkan dengan sebuah jembatan. Menurut Shandra, atmosfir ruang dalam dan luar Le Bridge, memang didesain romantis dan eksklusif. baca : 6 Cara Mendapatkan Modal Usaha Bisnis Dengan Mudah
Mengamati area-area komersil sepanjang Pantai Ancol, tak bisa dipungkiri lokasi Le Bridge adalah yang paling menarik. Dermaga Cinta merupakan titik yang terbaik untuk menikmati sunset di pantai Ancol. Demikian, Le Bridge sangat layak dijadikan restoran yang ekslusif - dengan konsumen tentu dari kelas atas, atau sebagai tempat kongkow kalangan zet-set, yang tentunya tidak akan segan menyisihkan lembaran-lembaran rupiahnya. Sempat terpikir oleh Shandra bayangan keuntungan itu, namun ia tak lekas tergoda.
Shandra melakukan pengamatan. Hasilnya, setelah mempertimbangkan karakter pengunjung Ancol, dan aspek sosiologis wilayah, terususunlah beberapa kesimpulan. Pertama, pengunjung Ancol sebagian besar datang dari kalangan menengah-bawah, menengah-atas. Kedua, pengunjung Ancol rata-rata adalah anak muda. Dan yang ketiga Ancol yang masuk wilayah Jakarta-Utara masih relatif "terpencil". Dibanding tujuan kongkow lain di Jakarta, sehingga secara bisnis positioning Le Bridge mengambil segmentasi middle-up dan anak muda. "Terlintas juga untuk menjadikan Le Bridge restoran yang eksklusif, namun melihat karakter pengunjung Ancol dan beberapa pertimbangan, saya memutuskan lebih baik menggarap pasar yang sudah ada. Yaitu kelas C sampai A, "jelas Shandra.
Karena target pasar utamanya adalah kalangan menengah-atas, nuansa eksklusif tetaplah penting dilekatkan pada citra Le Bridge. Sekilas, pengunjung mungkin mengira harga makanan dengan tampilan fisik resto seperti itu akan menguras kantong yang pas-pasan. Namun untuk menepis anggapan seperti itu Shandra sengaja memajang daftar menu dan harga di bagian depan dalam yang terlihat dari luar pintu masuk." Segmentasi kami menengah, tentunya harganya pun harus sesuai dengan target pasar Le Bridge," ujar Shandra. Le Bridge Resto
Jenis makanan yang dipilih Shandra bukanlah sea food, sebagaimana restoran umumnya yang menawarkan suasana pantai sebagai daya tariknya. Di Le Bridge, makanan yang disajikan adalah makanan modern, seperti pasta, burger hotdog, sandwich dll. Pertimbangannya Le Bridge diharapkan menjadi alternatif bagi pengunjung yang ingin menikmati hidangan modern di tengah suasana laut." Restauran di dekat laut identik dengan seafood. Kita coba menyajikan yang berbeda," tukasnya.
Selain ingin menyajikan menu yang berbeda, hal lain yang mempengaruhi pilihan Shandra untuk tidak menyajikan sea food lantaran sarana dan lokasi yang digunakan Le Bridge tidak memungkinkan untuk menyajikan makanan berat. Seperti berbahan baku nasi dll. Karena kewajiban Le Bridge untuk menjaga kebersihan area beach pool agar tidak tercemar dengan limbah dapur yang dihasilkan restoran. Sebab itu jika Anda berkunjung ke restoran yang berada di sebelah timur Pantai Ancol ini Andapun tidak akan menemukan tisu dan alat makan ringan lainya, seperti mug karton yang biasa terdapat di restoran fast food. Hal itu untuk menghindari sampah yang terbuang ke laut karena tertiup angin.
Harga makanan di Le Bridge, tidak berbeda dengan makanan food court di mal. Burger berkisar antara Rp 19 ribu sampai 21 ribu, hotdog pun harganya tidak jauh berbeda. Yang "termahal", chicken cordon blue yang dibandrol Rp 35 ribu. Untuk minum jus dipatok mulai harga Rp 12 ribu-an. Saya tidak mengambil margin yang besar dari makanan, yang umumnya restoran menerapkan sekitar 300 %, margin yang diterapkan di Le Bridge sekitar 100 %. Saya memang lebih menargetkan volume pengunjung ketimbang mengejar keuntungan dari margin. Satu orang paling tidak menghabiskan Rp 35 ribu untuk makan dan minum. Masih terjangkau… anggaplah makan di food court," seloroh wanita berusia 26 tahun ini.
Sejak di-launcing Agustus tahun 2006, Le Bridge yang memiliki kapasitas 190 tempat duduk, mampu menjaring 18 ribu sampai 20 ribu pengunjung setiap bulannya. Hembusan angin laut yang kencang, ternyata membawa angin segar bagi bisnis Resto Le Bridge.
Analisa Keuntungan Bisnis Le Bridge
Investasi Awal Rp. 500.000.000,-
Jumlah pengunjung perbulan 18.000 orang
Average @ Rp. 35 ribu = Rp. 630.000.000,-
Margin 100% = Rp. 315.000.000,-
Biaya operasional perbulan :
Gji pegawai, air, listrik, bahan baku, sewa tempat Rp. 40.000.000,-
Keuntungan Rp. 275.000.000,-
Dari ulasan mengenai Peluang Usaha Restoran di Pinggir Pantai yang Menguntungkan tersebut anda bisa belajar untuk motivasi bisnis anda, semoga bermanfaat. Lihat berbagai kumpulan ide peluang usaha terbaru 2015 lainnya.